Di bulan Januari Al Gibran Sekolah Al Qur’an mengadakan Kajian Online bertema “Adab Terhadap Lingkungan” dengan menghadirkan narasumber Galih Raditya atau yang sering disapa dengan Kang Galih. Beliau merupakan Manager Permakultur Shift Farm. Seorang praktisi yang sehari-harinya bertemu dan berinteraksi langsung dengan alam. Beliau juga sosok yang luar biasa dan penuh inspiratif.

Saat diskusi online, banyak point-poitn terkait adab terhadap lingkungan diantaranya :

Saat ini kita memasuki Era Anthropocene

Apa itu Era Anthropocene?

Secara etimologi Anthropocene berasal dari dua kata Anthropo = “manusia” dan Cene =  “baru” atau era manusia baru. Sekarang manusia menjadi makhluk yang paling mendominasi di bumi lho Gen Q. Dengan jumlah manusia yang cukup banyak yaitu 7,8 M dan di tahun 2050 akan menjadi 9,8 M. Selain itu, era ini ditandai juga dengan kemajuan teknologi yang mendorong banyak percepatan dan peningkatan kapasitas produksi.

Menurut Sobat Gen Q, Era Anthropocene ini keadaan yang baik atau buruk?

Ada beberapa sudut pandang mengenai ini :

Anthroposentris pandangan yang memandang manusia sebagai fokus atau pusat yang utama. Sedangkan eknosentris memandang lingkungan sebagai pusat yang utama bukan manusia.

Jadi mana yang benar dari kedua pandangan tersebut dari sudut pandang Islam?

Islam adalah agama yang Anthroposentris, namun Anthroposentrisnya berbeda dengan pandangan barat. Anthroposentris menurut pandangan Islam menjelaskan bahwa manusia memiliki kedudukan yang tinggi karena memiliki akal dan moral yang dapat memanfaatkan apa yang ada di bumi. Kedudukan manusia sebagai khalifah adalah memakmurkan bumi (QS Hud 61) dan menghasilkan keselamatan serta kebahagiaan hidup di bumi (Qs. Al Ma’idah 16).

Tugas tersebut juga menjadi batasan manusia agar tidak menimbulkan kerusakan di bumi.

Nah, gimana sih cara menerapkan adab terhadap lingkungan di Era Anthropocene ini?

Sobat Gen Q bisa melakukannya dengan luruskan niat. Niat ini penting, kaitannya terhadap etika lingkungan. Karena etika lingkungan ini menjadi tugas dan kewajiban sebagai manusia. Dengan meluruskan niat maka manusia bisa memperlakukan makhluk yang hidup (hewan, tumbuhan) dan makhluk yang mati (yang tidak bisa tumbuh dan tidak bisa berkembang) batu, sungai dan lainnya dengan baik.

 

 

Share:
0
Total Santri
0
Guru Pengajar
0
Cabang
0
Program Belajar
Like us!
Follow us!
Watch us!